A. Latar Belakang
Dalam perkembangan dunia bisnis dewasa ini, iklan merupakan salah satu kekuatan terbesar yang dapat digunakan untuk menarik minat konsumen sebanyak-banyaknya terhadap barang atau jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan. Penekanan utama iklan adalah akses informasi dan promosi dari pihak produsen kepada konsumen. Secara teoritik, iklan yaitu sebagai suatu bentuk penyampaian pesan dalam komunikasi non personal yang mengikuti alur teori yang berlaku pada ilmu komunikasi umumnya dan khususnya komunikasi massa. Dalam kegiatan periklanan ada juga beberapa teori yang patut diingat dan dijadikan pegangan dalam kegiatan periklanan tersebut.
Iklan pada hakikatnya merupakan salah satu strategi pemasaran yang dimaksudkan untuk mendekatkan barang yang hendak dijual kepada konsumen, dengan kata lain mendekatkan konsumen dengan produsen. Sasaran akhir seluruh kegiatan bisnis adalah agar barang yang telah dihasilkan bisa dijual kepada konsumen. Secara positif iklan adalah suatu metode yang digunakan untuk memungkinkan barang dapat dijual kepada konsumen.
Kegiatan periklanan ini juga tak lepas dari badan hokum dan etika yang harus ditaati oleh para pelaku periklanan khususnya di Indonesia. Sebagaimana diketahui Pemerintah sudah mengatur tata cara beriklan di dalam undang-undang pers di Indonesia, jadi etika dalam periklanan ini harus selalu dijaga segala batasan-batasan dalam kegiatan periklanan hendaknya harus ditaati dan dipatuhi oleh para pelaku periklanan khususnya di Indonesia jangan sampai melanggar etika dan undang-undang tang telah ditetapkan oleh pemerintah.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam pembahasan ini yaitu menyangkut tentang teoro-teori dalam periklanan dan bagaimana etika yang ada dan harus diketahui dalam kegiatan periklanan kemudian apasaja undang-undang dalam periklanan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Iklan
Menurut Kotler, “Periklanan (advertising) adalah semua bentuk terbayar atas presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor yang jelas.” Iklan bisa menjadi cara yang efektif dari segi biaya untuk mendistribusikan pesan, baik dengan tujuan membangun preferensi merek atau mendidik orang. Bahkan dalam lingkungan media yang penuh tantangan saat ini, iklan yang baik akan menghasilkan hasil yang memuaskan.
Menurut Arens (dalam Lubis, 2007)) iklan dikatakan sebagai komunikasi informasi yang terstruktur dan disusun bukan oleh perseorangan, biasanya dibayar untuk dan secara alami umumnya membujuk tentang produk (barang, jasa dan ide) yang diidentifikasi sponsor lewat berbagai media. Sedangkan menurut Tom Duncan (dalam Lubis,2007) iklan adalah hal yang tidak pribadi, pengumuman yang dibayar oleh suatu sponsor yang diketahui. Menurut (Blech&Blech) periklana didefinisikan sebagai bentuk pembayaran dari komunikasi nonpersonal tentan sebuah organisasi, produk, pelayanan atau ide melalui sponsor yang teridentifikasi.
B. Tujuan Iklan
Tujuan iklan (advertising goal) adalah tugas komunikasi khusus dan tingkat pencapaian yang harus dicapai dengan pemirsa tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Tujuan iklan dapat diklasifikasikan menurut tujuannya, sebagai berikut :
• Iklan informatif. Bertujuan menciptakan kesadaran merek dan pengetahuan tentang produk atau fitur baru produk yang ada.
• Iklan persuasif. Bertujuan menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan pembelian produk atau jasa.
• Iklan pengingat. Bertujuan menstimulasikan pembelian berulang produk dan jasa.
Iklan penguat. Bertujuan meyakinkan pembeli saat ini bahwa mereka melakukan pilihan tepat.
C. Fungsi Iklan
Iklan dilukiskan sebagai komunikasi antara produsen dan pasaran, antara penjual dan calon pembeli. Dalam proses momunikasi itu iklan menyampaikan sebuah ‘’pesan’’. Dengan drmikian kita mendapat kesan bahwa periklanan terutama bermaksud memberi informasi seolah-olah tujuannya yang terpenting adalah memperkenalkan sebuah produk atau jasa.
Dalam periklanan dapat dibedakan dua fungsi yaitu fungsi informatif dan fungsi persuasif :
1. Iklan informatif dimaksudkan sebagai tahap pelopor dari kartegori produk untuk membangun permintaan awal. Periklanan informatif yang mungkin :
a. Memberitahu pasar tentang satu produk baru dan membangun citra perusahaan (brand image)
b. Menyarankan penggunaan baru dari satu produk
c. Menginformasikan pasar tentang perubahan harga, dan sebagainya.
Contoh Iklan informatif
Iklan layanan masyarakat tentang pencegahan flu burung adalah iklan yang menyediakan informasi namun iklan tersebut menyewa seorang artis agar menarik.
2. Periklanan persuasif dimaksudkan untuk membangun ‘’periklanan selektif’’ untuk satu brand tertentu, merupakan sebagian besar yang digunakan dalam periklanan beberapa periklanan persuasif telah bergeser ke arah periklanan perbandingan yang bermaksud membangun superioritas satubrand melalui perbandingan spesifik dengan satu atau lebih brand lainnya dalam kelas produk yang sama.
Contoh periklanan persuasif :
a. Membangun brand preference atau mendorong untuk pindah brand kita
b. Membujuk pembeli untuk membeli sekarang
c. Mengubah persepsi pembeli tentang atribut dari produk
Contoh iklan persuasif
Iklan jus buah selain membujuk dan menarik hati konsumen juga menyediakan informasi tentang keberadaan dan keunggulan produk tersebut.
D. Prinsip Dasar Iklan
• Prinsip-prinsip dasar iklan tersebut perlu diketahui sebelum membuat atau mengiklankan usaha bisnis agar iklan yang dibuat nantinya tidak melenceng dari tujuan. Ada beberapa prinsip dasar iklan antara lain :
• Adanya pesan tertentu. Dalam sebuah iklan, pasti ada pesan tertentu yang tersirat untuk pihak lain. Pesan yang disampaikan dalam sebuah iklan dapat berbentuk perpaduan antara pesan verbal dan pesan nonverbal.Pesan verbal adalah pesan yang disampaikan dalam bentuk kata-kata. pesan verbal dapat disampaikan melalui media cetak ataupun audio visual.Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi ketika pesan yang disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, kualitas suara, gaya emosi dan lain sebagainya.
• Dilakukan oleh komunikator (sponsor). Ciri sebuah iklan adalah bahwa pesan tersebut dibuat dan disampaikan oleh komunikator atau sponsor tertentu secara jelas dan mempunyai makna.
• Dilakukan dengan cara nonpersonal. Nonpersonal artinya tidak dalam bentuk tatap muka secara langsung, tetapi melalui sebuah media. Penyampaian pesan dapat disebut iklan bila dilakukan melalui media, baik itu media cetak atau audio visual seperti koran dan televisi.
• Disampaikan untuk khalayak tertentu. Sasaran khalayak yang dipilih tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa pada dasarnya setiap kelompok memiliki keinginan, kebutuhan, karakteristik, dan keyakinan tertentu terhadap sesuatu. Dengan demikian, pesan yang diberikan harus dirancang khusus sesuai dengan target khalayak.
• Dalam penyampain pesan dilakukan dengan cara membayar. Dalam kegiatan periklanan, istilah membayar sekarang ini harus dimaknai secara luas. Sebab, kata membayar tidak saja dilakukan dengan alat tukar uang, tetapi juga dengan cara barter berupa ruang, waktu, dan kesempatan.
• Penyampaian pesan tersebut, mengharapkan dampak tertentu. Semua iklan yang diciptakan dapat dipastikan memiliki tujuan tertentu, yaitu berupa dampak tertentu di tengah khalayak, misalnya saja agar khalayak mengikuti pesan iklan, seperti membeli produk tertentu dengan segera, setia menggunakan produk yang diiklankan dan lain sebagainya.
E. PengertianEstetika
Estetika dan etika sebenarnya hampir tidak berbeda. Etika membahas masalah tingkah laku perbuatan manusia (baik dan buruk). Sedangkan estetika membahas tentang indah atau tidaknya sesuatu. Tujuan estetika adalah untuk menemukan ukuran yang berlaku umum tentang apa yang indah dan tidak indah itu. Yang jelas dalam hal ini adalah karya seni manusia atau mengenai alam semesta ini. Seperti dalam etika dimana kita sangat sukar untuk menemukan ukuran itu bahkan sampai sekarang belum dapat ditemukan ukuran perbuatan baik dan buruk yang dilakukan oleh manusia. Estetika juga menghadapi hal yang sama, sebab sampai sekarang belum dapat ditemukan ukuran yang dapat berlaku umum mengenai ukuran indah itu. Dalam hal ini ternyata banyak sekali teori yang membahas mengenai masalah ukuran indah itu. Zaman dahulu kala, orang berkata bahwa keindahan itu bersifat metafisika (abstrak). Sedangkan dalam teori modern, orang menyatakan bahwa keindahan itu adalah kenyataan yang sesungguhnya atau sejenis dengan hakikat yang sebenarnya bersifat tetap.
F. Iklan yang Berestetika
• Estetis. Estetis berkaitan dengan kelayakan, kepada siapa iklan itu ditujukan siapa target marketnya, siapa target audiennya, kapan iklan terebut harus ditayangkan.
• Estetika. Berkaitan dengan keindahan. Selain nilai etis iklan juga harus mengandung daya tarik seni, estetika.
Agar iklan itu match, dan tidak membosankan selain itu iklan dengan estetika yang baik, juga akan mengundang daya tarik khalayak (desire) untuk memperhatikan iklan tersebut dan kemudian melakukan action membeli dan menggunakan produk tersebut.
G. Penilaian Etis Terhadap Iklan
Prinsip-prinsip etis memang penting, tapi tersedianya prinsip-prinsip etis ternyata tidak cukup untuk menilai moralitas sebuah iklan.
Menurut Bertens, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menerapkan prinsip-prinsip etis dalam periklanan :
• Maksud si pengiklan. Penilaian etis atau tidaknya suatu iklan tentu saja berkorelasi kuat dengan maksud si pengiklan, apabila maksud si pengiklan sudah tidak baik, maka sudah dapat dipastikan bahwa iklannya pun juga akan sulit dianggap etis oleh masyarakat.
• Isi iklan. Selain maksud si pengiklan, suatu iklan akan menjadi tidak etis apabila isi iklan tersebut kurang baik,
Keadaan publik yang tertuju. Dalam membuat iklan, pastilah sang produsen menargetkan iklannya tepat sasaran, yaitu tepat mengena pasar konsumen tertentu yang dituju, misalnya iklan mobil menargetkan iklannya dapat menarik bagi masyarakat golongan menengah ke atas (karena secara realitas merekalah yang mampu membeli). Hal ini apabila penyampaiannya kurang tepat, maka dapat menimbulkan perkara etika bagi golongan masyarakat dibawahnya. Apakah etis jika ada iklan tentang mobil yang mewah di tengah-tengah keadaan masyarakat yang sedang kacau dan mayoritas berada di bawah garis kemiskinan ? Karena dengan adanya iklan semacam ini, maka garis pemisah antara penduduk kaya dan miskin akan semakin tebal.
Kebiasaan di bidang periklanan. Periklanan selalu dipraktekkan dalam rangka suatu tradisi, dimana dalam tradisi itu, orang sudah biasa dengan cara tertentu disajikannya iklan. Sudah ada aturan main yang disepakati secara implisit atau eksplisit dan yang seringkali tidak dapat dipisahkan dari etos yang menandai masyarakat itu.
Pengontrolan Terhadap Iklan
Karena kemungkinan dipermainkannya kebenaran dan terjadinya manipulasi merupakan hal-hal rawan dalam bisnis periklanan, maka perlu adanya kontrol yang tepat yang dapat mengimbangi kerawanan tersebut. Menurut Bertens, kontrol terhadap iklan, antara lain :
Kontrol oleh Pemerintah. Disini terletak tugas penting bagi pemerintah, yang harus melindungi masyarakat konsumen terhadap keganasan periklanan. Di Indonesia iklan tentang makanan dan obat diawasi secara langsung oleh BPPOM.
Kontrol oleh para pengiklan. Dilakukan dengan menyusun sebuah kode etik, sejumlah norma dan pedoman yang disetujui oleh profesi periklanan itu sendiri. Di Indonesia kita kita memiliki tata karma dan tata cara periklanan Indonesia yang disempurnakan (1996) yang dikeluarkan oleh AMLI (Asosiasi Perusahaan Media Luar Ruang Indonesia), ASPINDO (Asosiasi Pemrakarsa dan Penyantun Iklan Indonesia), PPPI (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia), SPS (Serikat Penerbit Surat Kabar). Pengawasan kode etik ini dipercayakan kepada KPI (Komisi Periklanan Indonesia) yang terdiri atas unsur semua asosiasi pendukung dari tata karma tersebut.
Kontrol oleh masyarakat. Beberapa lembaga juga turut menggalakkan etika periklanan, yaitu YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) dan lembaga pembinaan dan perlindungan konsumen. Lembaga-lembaga tersebut sebagai pengontrol atas kualitas dan kebenaran periklanan.
BAB III
METODE DAN LANGKAH PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mencari informasi dari media sosial dan televisi untuk menjawab rumusan dan tujuan masalah.
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua).
B. Langkah Penelitan
Langkah yang dilakukan untuk penelitian yaitu dari meneliti rekaman vidio “Klinik Tong-Fang”
- Pada mulai detik ke 16 iklan tersebut memperlihatkan testimoni seseorang yang menderita kencing manis, dan sembuh karena berobat ke kelinik Tong-Fang Jakarta.
- Banyak sekali aduan-aduan dari masyarakat dan juga para dokter karena testimony tersebut belum terbukti.
- Selain Tong Fang, ada tujuh klinik lainnya yaitu Tong Fang, Cang Jiang, Tay Shan, Klinik Herbal dan Salon Aura Spa Jeng Ana, Hong Kong Medistra TCM, Tefaron, dan P-King
- Memperlihatkan testimoni di dalam iklan pengobatan tentu melanggar aturan periklanan. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sudah melayangkan surat teguran kepada pihak pengiklan untuk mengganti iklan tersebut.
BAB IV
PEMBAHASAN
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) membeberkan kesalahan iklan klinik Tong Fang yang ditayangkan oleh sejumlah media televisi nasional secara masif.
Selain Tong Fang, ada tujuh klinik lainnya yaitu Tong Fang, Cang Jiang, Tay Shan, Klinik Herbal dan Salon Aura Spa Jeng Ana, Hong Kong Medistra TCM, Tefaron, dan P-King.
PKBPOM Nomor 8 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pengawasan Periklanan Obat, BAB Informasi Iklan, Ayat 3 tentang Hal-hal yang tidak boleh digunakan/dicantumkan dalam Iklan, pada Point a.4 dikatakan bahwa "Pemeran dalam Iklan tidak boleh beriklan dalam bentuk testimoni, baik dengan mencantumkan nama, paraf maupun tanda tangan yang dapat mengesankan bahwa Iklan tersebut merupakan pengalaman dan atau pernyataan resmi dari si pemeran".
PKBPOM Nomor 8 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pengawasan Periklanan Obat, BAB Informasi Iklan, Ayat 2 tentang Informasi yang tidak boleh dicantumkan dalam Iklan, pada point x dikatakan "Iklan tidak boleh mempromosikan efek samping obat. Efek samping obat dapat dicantumkan sebagai informasi namun tidak untuk diangkat sebagai kelebihan dari produk yang diiklankan.
Ketua Bidang Pengawasan Isi Siaran KPI Nina Mutamainnah mengatakan, jika dalam waktu dekat para stasiun televisi tidak melakukan pengeditan maka akan diberikan sanksi.
Nina menjelaskan, menurut Etika Pariwara Indonesia dan Pedoman Perilaku Siaran iklan klinik pengobatan tersebut tidak sesuai aturan. Dalam aturan tertulis disebutkan, bahwa iklan klinik pengobatan dan RS hanya boleh menampilkan jasa dan fasilitas yang ditawarkan. Nina berharap para stasiun televisi tersebut bisa mematuhi aturan yang ada.
Nina menjelaskan pihaknya telah menerima banyak aduan dari masyarakat umum maupun dari para dokter. Pasalnya iklan-iklan tersebut dianggap membahayakan masyarakat, karena testimoni pasien yang ditampilkan dalam iklan tersebut belum terbukti.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Iklan merupakan suatu alat atau media yang digunakan seorang produsen untuk menginformasikan ataupun menyampaikan mengenai suatu produk baik barang maupun jasa, yang ditujukan kepada masyarakat umum maupun pada golongan-golongan tertentu sesuai dengan jenis iklan yang akan disampaikan.
Iklan mempunyai dua fungsi, yaitu : 1) fungsi informatif, yaitu fungsi yang bertujuan untuk menginformasikan mengenai spesifikasi suatu barang atau produk tertentu, 2) fungsi persuasif, yaitu fungsi iklan yang bertujuan untuk mengubah pandangan masyarakat mengenai suatu produk tertentu.
Etika dalam periklanan tentunya harus sesuai dengan peraturan periklanan Obat, sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia (PKBPOM Nomor 8 Tahun 2017) dan PPPI (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia) Etika Periklanan Indonesia (EPI), disana dijelaskan poin-poin penting yang harus dilakukan bagi suatu perusahaan atau produsen ketika hendak melakukan sebuah promosi melalui periklanan.
B. Saran
Iklan menjadi suatu hal yang penting bagi sebuah perushaan ketika hendak mempromosikan suatu produk, oleh karena itu seorang produsen harus lebih teliti dan beretika dalam melakukan periklanan. Agar produk yang dihasilkan tidak sekedar beredar dipasaran, akan tetapi banyak pula konsumen yang berminat untuk membeli. Sementara ini sering kita temukan sebuah iklan yang tayang di televisi terkadang memiliki konten yang kurang mendidik, ataupun saling sindir menyindir dengan produk yang lain, meniru produk sebelah, dsb. Seharusnya, kita lebih berfikir kreatif dan inovatif, sehingga lebih menarik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, Philip. 2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga.
Lubis, Tania Fatima. 2007. Teori-teori periklanan dan unsure periklanan. Universitas Indonesia: Depok
Shimp, Terence A. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Erlangga : Jakarta
http://satucitra.co.id/unduh/Etika-Pariwara-Indonesia.pdf
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=116979&val=5330&title=
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/09/10/154108026/Dewan.Periklanan.Indonesia.Iklan.Peralihan.Tidak.Etis
http://tekno.kompas.com/read/2014/10/08/16000027/iklan.peralihan.disebut.pelanggaran.pidana.berat
Lihat Juga :
MEMBERI HONOR (IJARAH) KEPADA YANG TIDAK MEMILIKI PEKERJAAN WAJAR
HUKUM PEMBERIAN GARANSI DALAM ISLAM
HUJJAH/DALIL TENTANG URF
MEMBERI HONOR (IJARAH) KEPADA YANG TIDAK MEMILIKI PEKERJAAN WAJAR
HUKUM PEMBERIAN GARANSI DALAM ISLAM
HUJJAH/DALIL TENTANG URF
Keyword :
etika periklanan
etika periklanan indonesia
makalah etika periklanan
kasus etika periklanan
etika bisnis periklanan
etika dan periklanan
etika periklanan di indonesia
jurnal etika periklanan
etika iklan rokok
etika periklanan
etika periklanan indonesia
makalah etika periklanan
kasus etika periklanan
etika bisnis periklanan
etika dan periklanan
etika periklanan di indonesia
jurnal etika periklanan
etika iklan rokok
etika bisnis
etika bisnis adalah
etika bisnis islam
etika bisnis dalam islam
etika bisnis dan tanggung jawab sosial
etika bisnis dan profesi
etika bisnis pdf
etika bisnis syariah
etika bisnis perusahaan
etika bisnis islam pdf
etika bisnis dalam perusahaan
etika bisnis internasional
etika bisnis dalam kewirausahaan
etika bisnis menurut para ahli
etika bisnis dan profesi sukrisno agoes
etika bisnis konvensional
etika bisnis online
etika bisnis menurut islam
etika bisnis rasulullah
etika bisnis yang baik
etika bisnis dan tanggung jawab sosial pdf
etika bisnis sonny keraf
etika bisnis islami
etika bisnis kewirausahaan
etika bisnis islam ppt
etika bisnis k bertens
etika bisnis dalam ekonomi islam
etika bisnis dalam wirausaha makanan asli khas daerah
etika bisnis gojek
etika bisnis kristen
etika bisnis makalah
etika bisnis buku
etika bisnis velasquez
etika bisnis perspektif islam
etika bisnis profesi
etika bisnis manuel g velasquez
etika bisnis tuntutan dan relevansinya
etika bisnis herbalife
etika bisnis indonesia
etika bisnis amoral
etika bisnis garuda indonesia
etika bisnis jepang
etika bisnis rumah sakit
etika bisnis secara umum
etika bisnis yang sehat
Cara Mudah Mengatasi Kulit Berminyak
TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI
DEFINISI URF
Irrigation Improvements Reduce Food Inequality
Lucu Ikan Buntal Dalam Air
OVERCOMING STRESS BY SHOUTING
Tanda-tanda sperma Anda normal
Ikan Buntal (Ikan Kembung)
Persamaan Eksponensial
atuna el tufuli
Apa Dampak Makan Lebih dari Jam 8.?
16 Definisi Sosiologi (Menurut Para Ahli)
Downhill rar
Jenis Pembengkakan Saluran Kencing
Pencerah Dan Pengencang Kulit Wajah Ampuh
Kasih Sayang Dalam Islam
HUKUM PEMBERIAN GARANSI DALAM ISLAM
MEMBERI HONOR (IJARAH) KEPADA YANG TIDAK MEMILIKI PEKERJAAN WAJAR
ETIKA PERIKLANAN (MAKALAH)
No comments:
Post a Comment